Kenapa saham Unilever turun? Pertanyaan ini pasti sempat terpikirkan bagi investor yang sudah terlanjur memiliki saham tersebut. Sebetulnya, naik turun nilai saham dari suatu perusahaan atau industri sangatlah wajar. Hal ini berkaitan dengan reputasi serta perkembangan omzet dari perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya, ketahuilah beberapa hal yang menyebabkan turunnya saham Unilever seperti berikut ini:
DAFTAR ISI
1. Pendapatan Perusahaan Berkurang
Perusahaan telah mengakui bahwa terdapat penurunan pendapatan sejak tahun 2019. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya mampu menghasilkan keuntungan dari transaksi produk yang dijual. Sementara itu, hasil dari penjualan aset perusahaan sejauh ini cenderung berkurang.
Sebetulnya jika dilihat dari segi total pendapatannya saja, hasil transaksi dari produk Unilever naik 2,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 2018. Namun jika dihitung secara keseluruhan, hasil laba bersih dari transaksi tersebut justru menurun dibandingkan tahun 2018.
Penurunan hasil laba bersih ini bisa dibilang anjlok di mana pada tahun 2018 Unilever berhasil mendapatkan laba Rp2,8 triliun di tahun 2018. Sementara itu, laba bersih yang didapatkan pada tahun 2019 hanya Rp3,08 miliar.
Tentu hal ini sangat berkontribusi terhadap anjlok menilai saham Unilever. Nilai saham perusahaan di tahun 2018 sebetulnya cukup bagus yaitu sekitar Rp8.000, tetapi nilainya teru turun hingga saat ini menyentuh angka Rp4,300.
2. Pengeluaran Meningkat Selama Pandemi
Alasan lainnya menunjukkan Kenapa saham Unilever turun yaitu karena pengeluaran perusahaan dalam operasional produksi cenderung meningkat selama pandemi Covid-19. Sebetulnya perusahaan bisa saja bangkit dan kembali meningkatkan laba di tahun 2020.
Sayangnya, perusahaan cukup terpukul karena terdampak akibat kebijakan pembatasan serta protokol kesehatan yang harus dilakukan selama pandemi. Kebijakan pembatasan sosial sejak awal pandemi sudah pasti berdampak pada hasil produksi hingga pendistribusian produk.
Tak hanya itu, mematuhi protokol kesehatan di industri hingga kantor pusat Unilever juga membutuhkan biaya sehingga perusahaan terpaksa harus menganggarkan biaya khusus. Antara lain yaitu untuk pengadaan hand sanitizer, masker, thermometer gun hingga suplemen dan vitamin untuk tetap menjaga para pekerja agar tetap sehat.
3. Kinerja Saham di Bursa Cenderung Turun
Kinerja saham Unilever di Bursa Efek juga cenderung menurun. Hal ini dikarenakan sektor konsumer memang sedang kurang diminati investor. Pertumbuhan dari kinerja saham Unilever cenderung minus yang artinya kinerja saham turun yaitu dengan nilai 7,5%. Sebetulnya nilai ini cukup baik jika dibandingkan pada tahun 2011 di mana mayoritas perusahaan di sektor konsumen pertumbuhannya benar-benar anjlok hingga 20%
4. Kondisi Ekonomi Makro
Hal lainnya yang membuat saham Unilever turun yaitu karena kondisi ekonomi makro saat ini sedang tidak baik. Di masa pandemi covid seperti sekarang ini banyak investor mengalami masalah finansial sehingga harus melepas saham yang telah dimiliki. Kondisi ekonomi makro juga berpengaruh terhadap daya beli investor di mana banyak juga investor yang mulai menekan pembelian saham.
5. Pertumbuhan Sektor Melambat
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa pertumbuhan sektor konsumer yang merupakan sektor Unilever cenderung melambat dalam beberapa tahun ini. Apalagi sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia sektor konsumer tidak lagi menjadi prioritas masyarakat.
Hal ini dikarenakan prioritas belanja masyarakat dialihkan dengan membeli produk kesehatan seperti obat dan fasilitas kesehatan. Melambatnya pertumbuhan sektor konsumer juga tentunya berdampak pada hasil laba yang didapatkan perusahaan hingga akhirnya berpengaruh pada nilai saham Unilever.
Itulah 5 alasan kenapa saham Unilever turun. Sebagian besar faktor yang mempengaruhinya dikarenakan kondisi ekonomi global saat ini yang memang sedang tidak stabil akibat dampak dari pandemi COVID-19.