Bagi orang yang terjun di dunia bisnis, investasi dan sejenisnya mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah yang dinamakan obligasi. Mengingat istilah tersebut banyak dipakai dan menjadi bagian dari produk investasi baik untuk pasar modal maupun perdagangan yang ada di BEI. Untuk itu fixed rate obligasi perlu diketahui sebagai tambahan pengetahuan bagi para investor.
Kata obligasi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah surat berharga yang menyatakan tentang bukti atas transaksi yang dilakukan oleh investor bersama dengan pihak dari penerbit obligasi. Dimana diketahui bahwa nilai yang dimiliki oleh obligasi terbilang lebih unggul jika dibandingkan dengan nilai yang dimiliki oleh saham. Berikut pembahasannya mengenai skema obligasi dan fixed rate sekaligus variable ratenya:
DAFTAR ISI
Mengenal Obligasi
Beberapa hal memang membuat obligasi mirip dengan saham. Misalnya saja seperti saham yang dapat diperjual belikan, demikian pula yang terjadi pada obligasi. Adapun pihak yang menerbitkan obligasi dapat berasal dari pemerintah maupun pihak dari perusahaan. Serta bentuknya bisa berupa mata uang rupiah ataupun mata uang lain yang sering disebut dengan valuta asing.
Tujuan diadakannya obligasi tidak lain adalah untuk melakukan pendanaan serta perkembangan suatu usaha. Contoh kecilnya adalah seperti pihak pemerintah melakukan penertiban terhadap obligasi negara. Dimana tujuannya untuk melakukan pembiayaan terhadap berbagai macam hal yang masuk dalam anggaran pemerintah yang sering disebut APBN.
Fixed Rate
Tingkat suku bunga yang terbilang tetap dan tidak berubah-ubah sering dikenal dengan istilah fixed rate obligasi atau jika lebih singkat disebut FR. Nilainya dapat dihitung dari angka pokok yang dimiliki oleh obligasi. Sebagian kalangan menilai obligasi dalam jenis ini bisa dikatakan hampir sama dengan deposito. Meskipun dikatakan hampir sama akan tetapi letak perbedaan tetap saja terlihat.
Diantaranya seperti waktu jatuh tempo yang dimiliki oleh obligasi tergolong lebih lama dengan kisaran waktu antara 1 sampai dengan 30 tahun. Dimana saat semakin lama tenggang waktu jatuh tempo yang ada. Maka akan semakin besar pula kupon obligasi tersebut. Beberapa hal dapat mempengaruhi besar kecilnya nilai pada kupon obligasi.
Misalnya seperti keadaan dari perusahaan yang menjadi penerbit obligasi tengah mengalami kebangkrutan. Dengan keadaan yang demikian maka investor akan memperoleh tawaran sebagai kompensasi dalam bentuk kupon obligasi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari penanggungan resiko. Dimana nilai kupon tersebut biasanya mempunyai nilai nominal yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga deposito.
Variable Rite
Selain tingkat suku bunga tetap, obligasi juga memberikan penawaran tingkat suku bunga yang mengambang karena disesuaikan dengan kondisi pasar. Acuan pada bunga pasar dilakukan dengan cara yang bertahap. Contohnya seperti yang terjadi pada SUN atau yang merupakan kepanjangan dari Surat Utang Negara. Diketahui dilakukan penerbitan oleh pemerintah dan memakai suku Variable Rite.
Dengan memberlakukan pembayaran bunga pada setiap tiga bulan sekali berdasarkan aturan dalam SPN. Dari ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah berupa perubahan yang terjadi pada suku bunga. Dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perhitungan terhadap jenis obligasi negara. Perihal tingkat bunga dari VR perlu dilakukan pengumuman selambat-lambatnya 30 hari sebelum pergantian tingkat bunga obligasi dilakukan.
Itu tadi ulasan mengenai fixed rate obligasi serta variable rate obligasi dalam dunia investasi. Kedua hal tersebut memang bagian dari skema yang dimiliki oleh obligasi. Pembahasan di atas dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan para pelaku investasi atau pelaku usaha. Pasalnya diketahui jika obligasi yang paling sering melakukan pembayaran berdasarkan kupon dalam bentuk transaksinya.