Bagi calon mahasiswa baru, menempuh pendidikan tinggi tidak lagi khawatir kondisi ekonomi, karena ada kesempatan menerima BLT kuliah. Program ini digalangkan Kemendikbud sebagai bentuk pemerataan serta kesempatan di bidang pendidikan.
Memahami pentingnya pendidikan tinggi sebagai upaya pembentukan SDM berkualitas, maka memberikan kesempatan menempuhnya bisa menjadi salah satu upaya peningkatan kompetensi, karakter, serta keterampilan SDM Indonesia.
Namun salah satu hambatan dalam menempuh perguruan tinggi adalah permasalahan biaya. Tidak menjadi rahasia lagi, bahwa berkuliah memerlukan banyak sekali biaya, mulai dari uang kuliah, kebutuhan sehari – hari, praktikum, dan dana lainnya.
Bagi anggota keluarga berkecukupan atau sudah menabung sebelumnya, berbagai keperluan tersebut dapat terpenuhi. Akan tetapi bagi keluarga dengan ekonomi terbatas, biaya tersebut sangatlah besar, sehingga mengurungkan niatnya berkuliah.
Besaran Ketika Menerima BLT Kuliah
Tahun 2021 ini Kemendikbud memberikan formasi berbeda pada bantuan uang kuliahnya dibandingkan tahun lalu. Anggarannya tidak lagi disamaratakan antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, namun disesuaikan dengan prodi dan akreditasinya.
Perbedaan alokasi tersebut karena melihat dua hal, pertama adalah karena adanya tambahan anggaran dan kedua adalah karena kebutuhan setiap orang berbeda. Tidak hanya tunjangan pendidikan, tetapi juga bantuan uang saku juga menyesuaikan.
Besaran biayanya sendiri terbagi menjadi 3 kategori akreditasi. Akreditasi A memperoleh bantuan senilai 8 juta rupiah, akreditasi B memperoleh bantuan senilai 4 juta rupiah, dan akreditasi C senilai 2,4 juta rupiah.
Biaya hidupnya sendiri terbagi menjadi 5 klaster daerah. Terendah memperoleh dana 800 ribu rupiah dan paling besar 1,4 juta rupiah. Adanya pembagian tersebut diharapkan mampu meningkatkan semangat dalam menggapai ilmu dan berkarya.
Persyaratan agar Menerima BLT Kuliah
Sebagaimana program bantuan lainnya, tidak semua orang berhak memperoleh bantuannya. Terdapat persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sebelum mengajukan dan termasuk dalam 200.000 mahasiswa penerima bantuannya.
Persyaratan utamanya adalah berasal dari keluarga kurang mampu, karena memang semangatnya adalah memberikan kesempatan pendidikan tinggi bagi seluruh warga Indonesia. Kendala terbesar bagi keluarga kurang mampu adalah ekonomi, karenanya dimunculkan programnya.
Bukti bahwa berasal dari keluarga kurang mampu dapat ditunjukkan dengan cara, menjadi keanggotaan KIP, berasal dari program PKH, memiliki KSS, atau termasuk dalam desil kurang dari sama dengan 4 pada DTKS.
Apabila belum memenuhi persyaratan, masih berkesempatan memperoleh bantuannya, dengan syarat pendapatan kedua orang tua kurang dari 4 juta rupiah. Atau pendapatan dibagi dengan anggota keluarga tidak lebih dari 750 ribu rupiah.
Memanfaatkan dan Mengalokasikan Dana Bantuannya
Mahasiswa berbeda dari anak – anak, secara umur sudah memasuki tahap dewasa awal serta mampu mengelola keuangan. Meskipun demikian, terkadang ada mahasiswa yang tidak mampu mengelola serta memanfaatkan keuangannya sehingga habis dalam waktu singkat.
Tipsnya adalah menghindari gaya hidup baru dalam perkotaan. Memasuki masa kuliah akan ada banyak sekali teman baru dengan gaya hidup berbeda, godaan untuk dapat mengimbangi rekan tentunya tinggi sekali, namun harus ditahan.
Membuat skala prioritas pengeluaran serta disiplin dalam menjajankan uangnya bisa menjadi salah satu langkah cerdas mengelola keuangan. Di sini dibutuhkan keterampilan mengelola emosi serta pengendalian diri agar tidak tergoda gaya hidup baru.
Apabila memungkinkan cobalah fokus pada kuliah sambil mencari peluang pemasukan tambahan. Seperti menjadi tutor, sehingga selain belajar juga menerapkan ilmunya. Namun apabila mengganggu, pendidikan jadi prioritas pertama.
Kuliah kini tidak lagi menjadi impian atau kegiatan yang dilakukan oleh orang mampu, namun setiap orang berkesempatan mendapatkannya. Terlebih dengan mendaftar KIP Kuliah, bisa menerima BLT kuliah untuk menunjang pendidikannya.